Belum pernah saya merasa sebodoh dan segagal ini dalam hidup saya. Sama sekali belum pernah. Saya malu pada diri saya sendiri. Saya merasa tidak berguna. Saya merasa telah melakukan sebuah kesalahan besar dalam hidup.
Semua bermula dari rasa benci.
Saya membenci seorang. Seseorang yang saking bencinya tidak ingin saya sebutkan di artikel ini. Tidak akan saya beri clue sedikitpun di tulisan ini.
Tidak hanya saya yang membenci orang tersebut. Banyak orang yang berpikiran waras yang juga membenci orang tersebut.
Orang tersebut memiliki apa yang Ia sebut dengan 'karya'.
Banyak orang (mayoritas kaum muda) yang suka dengan karyanya, banyak pula yang benci dengan karyanya.
Bagi saya sendiri, karya orang tersebut adalah sampah. Kotoran manusia. Najis. Tidak perlu ada di Bumi. Tidak mendatangkan manfaat. Bangkai tikus.
Tapi entah mengapa, walau banyak yang membenci, orang tersebut terus dan terus menciptakan apa yang Ia sebut karya itu. Tidak peduli dengan kata orang. Selalu fokus dengan karyanya yang pada dasarnya adalah sampah tersebut.
Orang itu juga memiliki kepribadian yang bisa dibilang sampah. Tidak perlu saya perjelas lagi.
Sedangkan saya, saya adalah orang baik-baik. Jika dibandingkan dengan orang itu, kepribadian saya dan orang tersebut bak langit dan Bumi. Tidak perlu saya perjelas lagi.
Tapi saya? Saya sama sekali tidak memiliki karya yang bisa saya banggakan. Saya tidak konsisten dalam berkarya. Belum apa-apa saya sudah menyerah. Baru beberapa langkah saya sudah lelah. Belum selesai saya sudah lunglai.
Jika dibandingkan dengan karya orang tersebut (yang sudah ada), karya yang akan saya buat (belum ada) jauh lebih baik dan lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak daripada sampah buatan orang tersebut.
TAPI MANA KARYA SAYA?
TIDAK ADA!
Saya jadi berpikir, apa gunanya menjadi orang baik-baik kalau tidak bisa berkarya? Bagaimana orang baik-baik bisa mengalahkan karya manusia sampah sedangkan orang baik-baik tidak memiliki karya untuk menyainginya?
Orang baik-baik hanya bisa bermimpi sedangkan manusia sampah sudah memujudkan mimpinya.
Benar-benar memalukan sekali diri saya ini.
Tapi sudahlah. Ini adalah saatnya untuk memulai sesuatu. Sesuatu yang nyata. Bukan mimpi-mimpi lagi. Sekarang adalah saatnya menciptakan karya dan konsisten.
Teruslah berkarya dan berkarya!
Leave a Reply